Didendam tempat lama,
dikoyak dahaga,
teriknya mentari mengurai dataran nada
menjadi fatamorgana
Gemerciknya menyapa bumi
Butiran bening menghantar kebugaran
untaian kata menyapa hati,
kearifannya merasuk jiwa kebijaksanaan
Bercengkrama dengan jelaga manja
Meronanya membelai jiwa
Pendengar yang sempurna
Pemberi ruang pribadi hampa
Rindang itu terus saja menerpa,
angin itu menghela semua
Mengerumuni bayang,
mengharap kian riang
Hanya terkadang,
Ada yang tak tergambarkan oleh sapuan rerantingan
Kepahitan.
Serta rumput-rumput liar yang lupa bermekaran
Setia ini luruh
bersama dedaunan jatuh
Lantas daun itu mengaduh
Tanah mengucap jangan merapuh...
dikoyak dahaga,
teriknya mentari mengurai dataran nada
menjadi fatamorgana
Gemerciknya menyapa bumi
Butiran bening menghantar kebugaran
untaian kata menyapa hati,
kearifannya merasuk jiwa kebijaksanaan
Bercengkrama dengan jelaga manja
Meronanya membelai jiwa
Pendengar yang sempurna
Pemberi ruang pribadi hampa
Rindang itu terus saja menerpa,
angin itu menghela semua
Mengerumuni bayang,
mengharap kian riang
Hanya terkadang,
Ada yang tak tergambarkan oleh sapuan rerantingan
Kepahitan.
Serta rumput-rumput liar yang lupa bermekaran
Setia ini luruh
bersama dedaunan jatuh
Lantas daun itu mengaduh
Tanah mengucap jangan merapuh...