Ku punya sepasang sayap,
ilham dari kotak imaji.
Berkibas senyap terbang tak begitu tinggi.
Dengar rintih bumi
perlahan membisik sepi
pada langit merah menari.
Wajah layu..
mengeja waktu.
Setapak tak tersentuh,
Luruh di ujung kelabu.
Membias tanya, terperangkap tepi hati.
Terlintas pikir,
Tuhan beri yang salah yang gila hanya sebelah.
Sudahlah..
Ku genapkan bait rinduku setengah-setengah
Hai sabit dan gemintang,
malukah engkau,
hingga hendak mengintip dari balik tirai awan malam nanti?
Aku tak mungkin menunggu hujan mereda
dari senja
hingga larut
tapi,
bergembira dan menari
dalam hujan jika itu harus.
Ku tetap punya harap
meski terselip
jauh di ceruk hati...
ilham dari kotak imaji.
Berkibas senyap terbang tak begitu tinggi.
Dengar rintih bumi
perlahan membisik sepi
pada langit merah menari.
Wajah layu..
mengeja waktu.
Setapak tak tersentuh,
Luruh di ujung kelabu.
Membias tanya, terperangkap tepi hati.
Terlintas pikir,
Tuhan beri yang salah yang gila hanya sebelah.
Sudahlah..
Ku genapkan bait rinduku setengah-setengah
Hai sabit dan gemintang,
malukah engkau,
hingga hendak mengintip dari balik tirai awan malam nanti?
Aku tak mungkin menunggu hujan mereda
dari senja
hingga larut
tapi,
bergembira dan menari
dalam hujan jika itu harus.
Ku tetap punya harap
meski terselip
jauh di ceruk hati...