Selamat Datang di Beragam Puisi Cahya Anindita's Blog

Minggu, 31 Desember 2017

Daun, jangan merapuh...

Didendam tempat lama,
dikoyak dahaga,
teriknya mentari mengurai dataran nada
menjadi fatamorgana

Gemerciknya menyapa bumi

Butiran bening menghantar kebugaran
untaian kata menyapa hati, 
kearifannya merasuk jiwa kebijaksanaan

Bercengkrama dengan jelaga manja

Meronanya membelai jiwa
Pendengar yang sempurna
Pemberi ruang pribadi hampa

Rindang itu terus saja menerpa, 

angin itu menghela semua 
Mengerumuni bayang, 
mengharap kian riang

Hanya terkadang,

Ada yang tak tergambarkan oleh sapuan rerantingan
Kepahitan.
Serta rumput-rumput liar yang lupa bermekaran

Setia ini luruh

bersama dedaunan jatuh
Lantas daun itu mengaduh
Tanah mengucap jangan merapuh...

Jumat, 01 Desember 2017

Pada Langit Senja, Aku Menatap Kerinduan

Sepenggal senja telah bawa aku pada ruang syahdu
mengecup sepi dalam buai dingin ruang
seperti hari lalu, kau bermain dengan kenisbian
luruh ranting kerinduan jatuh perlahan

Iringkan luka,
menderas arungi lorong sunyi,
mencari seuntai kata

Aku tahu pendar awan selimuti rasamu
butir bening tiap jengkal wajahmu
ingin ku keringkan satu satu
lalu kuusir gelisah rindu
dan singkap tabir hatimu

Sebab aku menyimpannya dalam sekerat sajak
bersandar pada pundak waktu
berbicara pada bayang 
berserak di luar jendela
tentang entah atau siapa

Gigil ruang kian mencengkeram
paksa aku pungut kantuk itu
renyai kata menelusup perlahan
terselip diantara lamunan

Pada langit senja,
aku menatap kerinduan

Sabtu, 12 Agustus 2017

Cengkramaku

Cengkramaku terhadap senja
Merekah indah jelaga jingga merona
Sejukkan suasana
Tanpa berhala

Dari detik menjadi tahun
Terngiang gemulai kata

























Tetes bening pada ujung daun
Perlahan bergelayut
Tak bisa terbangun

Makna wangi cerita
Dan tarian tiap suara
Harap menelusup pahatan kisah
Yang lama tak terjamah

Kan ku hidupkan semangkuk sajak hati
Pada perhelatan suatu saat nanti
Berharap tetes bening pada ujung daun kembali

Tuk sejukkan rindu
Yang meradang tanpa beri tahu

Rabu, 10 Mei 2017

Meski Aksi Tak Terjadi

Sungguh pengaruh politik ibukota tercinta
Mungil lingkup DKI Jakarta
Merambat ke Kota Istimewa
Politik ibukota, melihat Indonesia
Cerminan Bangsa Kita

Sistem Indonesia yang abu
Memang penuh lika liku
Tak tau menau,
Pun turut menggebu
Karna perkara simpang siur yang selalu buat linu

Kebenaran menjadi pertimbangan
Pujaan hati kini menjadi sunyi
Dengan penuh bangga kini
Lagu kebangsaan dengan tersuarakan
Dari kami, bangsa ini
Kami menghormati
Kami menghargai...