Mendingin takung pada setiap panorama
Tak bisa kusematkan begitu sajaSekian alunan langit menoreh luka,
Sebab gelombang tak pernah berbahasa,
Berteguh hati,
hafal tentang kerikil yang harus dihindari,
Bergelayut keringat,
tanpa harus satu persatu ku ingat,
Bersenandung diantara pura mungkin sedikit melegakan rasa
Tetapi diantara awan yang kian dermawan,
Bersujud pada sekuntum harapan
Aku mengerti mana yang pantas kusebut menawan.
Teriknya mengurai dataran sendiri,
Kearifannya merasuk bijaksana hati
diantara sembah dan ubah,
Ku pintal agar semakin berbuah...