Selamat Datang di Beragam Puisi Cahya Anindita's Blog

Sabtu, 05 September 2015

Langit Berkeluh

Langit berdetak, 
gemintang meneteskan gerimis air mata.
Malam dingin,
mengajak bulan keluar dari lubuk kegelapan. 
Laksana getir hati,
mendengar keluhan akan daku. 
Seperti mutiara yang berlinang,
jatuh menetes,
menjadi pelepas kesepian bumi yang terinjak..

Bahagia Terlewat

Tuhan telah mengajar aku banyak benda. 
Tapi satu apa tidak dapat ku terima. 
Mungkin karna aku begitu alpa,
dibuai oleh tangisan jiwa memaras senja.
Lebuh raya makin sesak dengan sengketa, 
bahagia...
cemburu...
rindu...
melintas bertalu-talu.. 
Kukirimkan cacahan tinta dalam carik bersalut sampul. 
Puan, 
laksana bumi selepas hujan, 
Kita! 
adalah bahagia yg terlewat...

Rajut Kisahku

Ada kisah yang belum usai
di sudut sorot lampu tepian nan berbeda...
Dalam bisu,
cumbui hati membeku..
Tentang senyum merdu
kehilangan dekap sendu,
sekeliling paras ayu..
Lantas...
Ukir jalan masing-masing,
hendak ku ceritakan kembali rajut mimpi warna-warni...

Hambur Rindu

Aku pintal sebuah malam. 
Angin berbias 
ukir indah diantara awan. 
Lalu kau nampak kait bersulam.

Sungguh pandang 
dirimu ukir bintang-bintang. 
Secerca harapan disandar 
pada lewat hati 
yang tak henti menebar wangi,
di dada malam ini.

Aku rela tanpa gairah...
membisu ruang...
mendengkur sudut,
tanpa spektra warna,
sampai berganti sepertiga purnama...

Hati bertalu haru,
terus saja ditawan sendu..
Hampa & rindu! 
Pecah berhambur ke udara tanpa beritahu...